RECENT POST

Saturday, January 9, 2010

FUNGSI MANUSIA HIDUP SEMATA-MATA UNTUK IBADAH KEPADA ALLAH

Marilah kita bersama-sama selalu meningkatkan taqwa kepada Allah dengan menghaturkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya. Karena sesungguhnya tiada lain yang menjadikan hidup ini Allah SWT.

Umat manusia dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang baik bentuknya dan sempurna fisiknya seperti telah difirmankan oleh Allah dalam Al Quran surat At Tin ayat 4 – 6 :

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
“Kemudian Kami kembalikan dia ke temat yang serendah-rendahnya”

إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”.
Apakah tujuannya kita diciptakan oleh Allah SWT hidup ini
Allah berfirman :
“Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya ibadah kepada-Ku”.
Jadi jelaslah, fungsi kita hidup ini agar supaya beribadah kepada Allah SWT semata, memenuhi dan menjalankan syariatnya yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW menjauhi larangannya dengan penuh keinsyafan dan kethaatan, penuh iman dan percaya kepada Rasul-Nya, pada kitab-kitab-Nya, pada para Malaikat-Nya penuh percaya pada terjadinya hari kiamat nanti, percaya bahwa Qodo’ dan Qodar kepastian baik dan buruk itu semata-mata dari Allah SWT.
Tapi! Berapa banyak terdapat umat manusia yang telah menyalahgunakan, menggerakkan anggota badannya, panca inderanya seperti diberi mata hanyalah dibuat melihat perkara maksiat dan mungkarat saja, diberi telinga Cuma mendengarkan bisikan-bisikan syaithaniyah belaka, sehingga meracuni dalam jiwanya. Diberi lisan tanpa pernah dibuat membaca Al Quran tidak pernah bicara yang baik menurut ajaran agama, tapi lisannya dilepaskan begitu saja dalam masalah maksiat. Diberi tangan Cuma dibuat mengerjakan sesuatu yang melanggar hukum syariat pokoknya mendapat hasil yang banyak biarpun itu barang riba dan haram. Dan diberi kaki, ia segan dan berat kalau mau manuju ke masjid, ke tempat peribadatan, ke tempat pengajian, ceramah agama dan berjuang, tapi giat dan semangat kalau melangkahkan kakinya menuju panggilan syetan yang nantinya akan menggiring ke jurang neraka. Sedangkan adanya raio atau otak, mereka tidak pernah dibuat berfikir menuju kemaslahatan, pembangunan dan ksejahteraan. Tapi sebaliknya, mereka pergunakan untuk berfikir agar supaya taktik kotornya atas perbuatan-perbuatannya tadi tidak diketahui orang, walaupun orang lain sudah mengetahui dengan fakta dan kongkrit, namun hembusan ruh dan hatinya selalu menuruti nafsu lauwamah, nafsu madzmumah menurut keimananya yang tersesat dan tercela.
Mengapa mereka tidak bertobat dengan sesungguhnya, adakah dia sudah tidak ingat lagi kepada Allah dan atas keadilan hukum nanti di akhirat?
Kalau keadilan di dunia, menghadap sesama manusia adalah masih RELATIF, bisa mereka bermuka bohong tanpa diketahui, tapi kalau sudah menghadap keadilan di akhirat, tidaklah dia bisa merasakan dengan beralasan lagi sedikitpun di hadapan-Nya Allah Maha Tahu dan Maha Adil.
Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Yasin ayat 65 :

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya :
“Pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu pernah mereka kerjakan”.
Sebagai penegasannya ayat ini Allah telah berfirman :

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
Artinya :
“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka”.
Maksudnya : menurut ahli tafsir : ada diantara mereka yang bangkit dari kubur dengan putih bersih mukanya dan ada pula yang hitam lekat dan sebagainya.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat Dzaraah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapayang mengerjakan kejahatan seberat Dzarrahpun, nicaya dia akan melihat balasannya pula”. (Q.S. Az Zalzalah, ayat 6-8).
Itulah mahkamah keadilan di hadapan Allah SWT oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan taubat kepada Allah dengan penuh ikhlas, agar diampuni segala dosa kita ini guna bekal kehidupan kita nanti di akhirat.
Seperti ucapan Syekh Ibnu Ruslan :
“Dan ikhlaskanlah dalam berniat sebelum melakukan amal, dan lakukanlah niat bersamaan dengan permulaan amal”.
Dan kita bersihkan niat kita dalam beribadah, dalam berjuang, dalam sarana pendidikan, dalam pembangunan hanya karena Allah semata, bukan karena kepentingan pribadi semata, komersil dan kedudukan yang akan menyeret kita ke jurang neraka Jahim. Serta tidak hanya selalu mengharap sanjungan dan pujian dari sesama manusia. Itupun akan menjerumuskan kita ke lembah nestapa dan kehancuran.
Nabi SAW bersabda :
“Kesukaan dipuji dari manusia itu, adalah membutakan hati dan telinga”. Yakni tidak bisa mendengar kebenaran”. (HR. Ad Dailamiy).
Dan tergores dalam kitab RISALAH QUSYA’IRIYAH :
“Tiap-tiap yang bertentangan dengan syarak orang itu tertipu hawa nafsunya, dan tertipu oleh syetan” Wal iyadzu billah, semoga kita dijauhkan oleh Allah dari hal itu.
Sekian saja semoga isi khutban ini ada manfaatnya bagi kita sekalian dan mudah-mudahan kita sekalian ini mendapat maghfirah dan rahmat dari Allah, dan mendapat syafaat dari Rasul-Nya SAW di dunia sampai akhirat, sebagai golongan mukminin muttaqin, shalihin, maghfurin. Dan jadikanlah kita semua ini ya Allah mendapat hidayah dan taufiq-Mu sebagai orang yang adil dan mendapat rizki-Mu yang halal serta jadikanlah negara kita ini, adil dan makmur aman dan sentosa mendapat ridha dari Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

0 comments:

Post a Comment

di tunggu kritik dan sarannya

RELATED POST

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template