RECENT POST

Sunday, January 10, 2010

MASALAH KEMATIAN

Allah telah menetapkan :
1. Bahwa kehidupan manusia di bumi ini hanyalah untuk sementara waktu saja, sebagaimana difirmankan-Nya :

وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
Artinya :
“Dan bagi kamu di bumi itu ada tempat ketetapan dan bekalan hingga stau masa”. (Q.S. Al Baqarah : 36).

2. Bahwa kehidupan yang sebenarnya bagi manusia adalah kehidupan di kampung akhirat nanti, sebagaimana difirmankan-Nya :

وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَو كَانُوا يَعْلَمُونَْ
Artinya :
“Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, jika mereka mengetahui”. (Q.S. Al Ankabut : 64).
Karena disanalah kehidupan yang baik lagi kekal, sebagaimana difirmankan Allah :

وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Artinya :
“Dan kampung akhirat itu baik dan kekal”. (Q.S. Al A’la : 17).
Untuk sampaui ke kampung akhirat itu manusia harus melewati pintu gerbang kematian dan kempung penungguan, yaitu alam barzah, sebagaimana difirmankan Allah :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْت َ
Artinya :
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”. (Q.S. Al Anbakut).

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Artinya : “ padahal di belakang mereka ad barzah hingga hari mereka di bangkitkan “ (surat al mu’minun :100)

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Artinya :
“Dimana saja kamu berada, kematian itu pasti akan menemui kamu, walaupun kamu berada dimahligai-mahligai yang amat kokoh”. (Q.S. An Nisa : 78).
Serta kematian itu datang secara tiba-tiba tanpa pilih umur, tanpa pilih waktu dan tanpa pilih tempat. Siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, apabila saat kematian yang sudah ditentukan baginya (ajal) sudah datang, maka kematian itu pasti akan menemuinya, sebagaimana difirmankan Allah :

وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
Artinya :
“Dan sebahagian dari kamu akan mati pada usia muda dan sebahagian lagi akan dikembalikan kepada serendah-rendah umur (lanjut usia) sehingga ia tidak tahu apa-apa lagi sesuadah tahunya”. (Q.S Al Haj : 5).

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya :
“Maka apabila telah datang ajal mereka, tidaklah bisa mereka minta untuk diundurkan dan tidak pula untuk dimajukan walaupun sebentar saja”. (Q.S. An Nahl : 61).

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Artinya :
“Dialah yang telah menciptakan kamu dari tanah kemudian Ia tetapkan ajalmu”. (Q.S. Al An’am : 2).
Rupanya untuk melewati pintu gerbang kematian itu tidaklah mudah. Nabi Muhammad SAW menyatakan, bahwa skitnya waktu hendak mati itu kira-kira sama dengan dipukul tiga ratus kali dengan pedang, sebagaimana disabdakannya :
“Sakitnya kira-kira tiga ratus kali pukulan pedang”. (HR. Ibnu Abi Dunia).
Sehingga Nabi Muhammad SAW sendiri sewaktu-waktu menghadapi mati itu mengusap mukanya dengan air dingin sambil memohon kepada Allah agar kepaa beliau diberikan keringanan dalam menghadapi mati tersebut, sebagaimana diceritakan oleh sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini :
“Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW sewaktu-waktu hendak wafat disampingnya ada segelas air, lantas beliau masukkan tangan beliau ke dalam air tersebut kemudian beliau usapkan ke muka beliau, lalu beliau berdo’a : Ya Allah berikanlah kepadaku keringanan sakitnya mati ini”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Sedangkan Allah memberitahukan, bahwa orang yang dalam keadaan hendak mati itu memohon kepada Allah supaya dia dihidupkan kembali agar dia dapat beramal shaleh, yang sebelumnya telah dia sia-siakan. Tetapi permohonannya ini ditolak oleh Allah dan menyuruhnya tinggal di alam barzah saja sampai berbangkit nanti, sebagaimana difirmankan Allah :

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Artinya :
“Hingga apabila kematian telah mendatangi seseorang dari mereka, dia akan memohon, ya Tuhan, hidupkanlah aku kembali, supaya aku beramal shaleh, yang dahulu telah aku sia-siakan, tidak sekali-sekali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang ia ucapkan saja, padahal di belakang mereka ada barzah hingga hari mereka dibangkitkan nanti”. (Q.S. AL Mu’minun : 99 – 100).
Karena permophonan yang seperti itu ditolak oleh Allah, maka dia mengajukan permohonan baru, yaitu agar kematiannya ditunda agak sebentar saja, sekedar dia dapat menshadaqahkan harta-hartanya yang akan ditinggalkannya, sehingga dengan demikian dia dapat termasuk golongan orang-orang yang shaleh. Tetapi permohonan inipun ditolak pula oleh Allah. Sebab Allah tidak pernah menunda-nunda kematian seseorang apabila ajalnya sudah datang, sebagaimana difirmankan Allah :

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya :
“Maka ia akan memohon, ya Tuhan, alangkah baiknya kalau kiranya Engkau tunda kematianku ini agak sebentar, supaya aku bershadaqah dan jadiah aku dari golonagn orang-orang yang shaleh. Tetapi Allah tidak pernah menunda kematian seseorang apabila ajalnya sudah datang, dan Allah mengetahui akan apa-apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Munafiqun : 10 – 11).
Ayat-ayat tersebut juga memberitahukan, bahwa yang menjadi penghalang untuk dapat melewati pintu gerbang kematian itu ialah, kurangnya atau tidak adanya amal shaleh.
Oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW menyatakan, bahwa manusia yang paling pintar ialah yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling hebat persiapannya untuk menghadapi kematian tersebut, sehingga dia pergi ke alam baqa dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat, sebagaimana disabdakannya :
“Manusia yang paling pintar ialah yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling hebat persiapannya untuk menghadapi kematian tersebut, merekalah manusia yang paling pintar, mereka pergi ke alam baqa dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat”. (HR. Ibnu Majah).
Banyak mengingat kematian itu akan menyebabkan rajin beramal shaleh dan persiapan untuk menghadapi kematian tersebut, ialah amal shaleh. Dengan demikian, jelaskan bahwa yang menjadi penghambat untuk melewati pintu gerbang kematian tersebut ialah kurangnya atau tidak adanya amal shaleh. Oleh sebab itu kalau kita ingin dapat melewati pintu gerbang kematian tersebut dengan mulus, maka satu-satunya usaha yang dapat kita lakukan ialah memperbanyak amal shaleh kita dalam bentuk hubungan dengan manusia seperti persatuan dan saling tolong menolong. Kalau tidak demikian kita akan terhina dimana saja kita berada, termasuk sewaktu berada di pintu gerbang kematian, sebagaiman difirmankan Allah :

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Artinya :
Ditimpakan atas mereka kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali apabila mereka berhubungan baik dengan Allah dan berhubungan baik dengan manusia”. (Q.S. Ali Imran : 112).

Nabi Muhammad SAW menyabdakan :
“Orang mati itu diikuti oleh tiga kelompok, keluarganya, hartanya dan amalnya, maka akan kembali dua kelompok, dan tetap bersamanya satu kelompok, yang akan kembali ialah keluarganya dan hartanya, sedang apa yang akan tetap bersamanya ialah amal-amalnya“. (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh sebab itu marilah kita beramal shaleh sehabis kemampuan kita, agar kita mulus melewati pintu gerbang kematian.

0 comments:

Post a Comment

di tunggu kritik dan sarannya

RELATED POST

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template